Senin, 02 Januari 2017

MANUSIYA MAHLUK BELAJAR (7)



Secara teoritik, belajar dapat dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian. Dengan demikian buah dari proses belajar tersebut dapat berupa bertambahnya pengetahuan, adanya peningkatan keterampilan, semakin sempurnanya perilaku dan sikap serta semakin matang kepribadian. Dalam konteks proses  memperoleh pengetahuan, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman ( experience ). Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan ( knowledge ). Dalam perspektif sains, ada anggapan bahwa pengetahuan sudah terserak dan tersebar di alam semesta ini, tinggal bagaimana manusia bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan. Begitu pentingnya makna pengalaman yang berujung pada terjadinya pengendapan akan pengetahuan, sehingga muncul pepatah : pengalaman adalah guru yang paling baik,  experience is the best teacher, dalam pepatah Minangkabau dinyatakan dengan sebutan ; alam takambang menjadi guru atau alam berkembang menjadi guru.
Pada dasarnya semua manusia pernah mengalami atau memiliki pengalaman belajar yang sangat menakjubkan. Ketika bayi, kita mulai belajar menggerak-gerakkan organ tubuh, belajar mengidentifikasi, belajar berbicara, belajar berjalan dan sebagainya, nyatanya kita bisa bergerak, bisa mengenal lingkungan, bisa berbicara, dan bisa berjalan dengan sempurna. Artinya kita telah mampu berjuang menghadapi berbagai tantangan dalam belajar, seperti berkali-kali jatuh ketika belajar berjalan namun akhirnya berhasil dan sukses. Demikian pula ketika belajar naik sepeda, berapa kali kita jatuh dan terluka, namun kita tetap belajar terus tanpa menyerah dan akhirnya kita bisa naik sepeda bahkan berbagai kendaraan lainnya. Itu semua adalah pengalaman sukses belajar. Dalam berbagai sisi kehidupan lainnya masih banyak lagi pengalaman sukses belajar yang telah dan terus akan kita alami dari hari ke hari.
Akan tetapi dalam perkembangannya, manusia termasuk kita semua sering melupakan pengalaman sukses tersebut, atau barangkali justru tidak menyadari bahwa apa yang kita alami itu sebagai buah dari sukses belajar, sehingga tidak tumbuh keinginan untuk mengulangi dan menghadirkan sukses-sukses berikutnya dalam kehidupan yang lebih luas. Dari uraian di atas, dapat kita tarik bahwa sebenarnya aktivitas belajar merupakan suatu kebutuhan, bukan beban, bahkan setiap diri manusia telah dibekali potensi untuk mampu belajar ( dalam arti luas ).
Jikalau roh belajar tersebut sudah terpatri dalam setiap individu dan menjadikan belajar sebagai kebutuhan ( need ), niscaya budaya belajar ( learning culture ) dapat terbangun dan terwujud.
Jika budaya belajar sudah mengkondisi dalam suatu masyarakat sekolah ( school community ) niscaya prosesi ujian nasional, ulangan akhir semester atau eveluasi apapun tidak akan memicu kegalauan bagi para siswa, orang tua, maupun sekolah itu sendiri. Untuk itu upaya membangkitkan semangat belajar ini senantiasa menjadi tema yang menarik untuk didiskusikan.
Salah satu resep yang paling mujarab dalam membangun spirit belajar ini adalah dengan menumbuhkan dan membangun kesadaran dari dalam diri masing-masing, karena motivasi dari dalam lebih memiliki makna yang kuat dibanding dengan dorongan apalagi paksaan dari luar. Ingat falsafah telur ? sebuah telur yang pecahnya dari dalam ( karena dierami induknya ) niscaya akan membuahkan seekor makhluk baru, artinya ada buah yang berupa “kehidupan”, dan setiap kehidupan mesti akan memberi harapan. Lain halnya jika telur tersebut pecahnya dari luar, maka yang terjadi adalah kehancuran. Demikian pula dalam hal belajar, jika dorongan belajar berasal dari dalam diri setiap individu, tentu akan timbul pencerahan dan harapan. Akan tetapi kalau belajar harus dipaksa dari luar, yang terjadi adalah keterpaksaan yang pada gilirannya akan memicu kehancuran.
Untuk itu tulisan ini sengaja diangkat teriring harapan, semoga dapat menjadi referensi dalam menumbuhkan spirit belajar dari dalam diri bagi siapapun, baik siswa, guru, orang tua atau pembaca lainnya. Begitu indahnya makna belajar dalam kehidupan manusia dan begitu pentingnya mendorong spirit belajar sebagai identitas kemanusiaan, kiranya kita perlu merenungi pepatah China berikut :
Jika anda mempunyai rencana kehidupan satu tahun, tanamlah padi;
 jika anda mempunyai rencana kehidupan sepuluh  tahun, tanamlah pohon;
dan jika anda mempunyai rencana kehidupan sepanjang hayat, maka belajar, belajar , dan belajarlah.
Wallohu รค’lam, Semoga bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar