Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa,
perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan
lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya
pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni,
dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
C.
Manusia Sebagai
Makhluk Budaya
Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai
makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup
manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia
yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk
lain. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk
lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh
karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepemimpinannya di muka bumi disamping tanggung jawab dan etika moral harus
dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab
agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan
akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan
Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan
menjawab tantangan hidupnya. Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam
sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui
sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya. Banyak pengertian tentang budaya
atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160
definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang
bersifat prinsip
Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat
fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan
beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya,
manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar
hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya
kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah
yang memberikan garis pemisah antara
manusia dan binatang .
Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif
diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan
menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan
oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi
manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung
dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan
dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi
penilaian terhadap obyek dan kejadian.
D.
Hakikat kodrat manusia
itu adalah :
1.
Sebagai individu yang
berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa).
2.
Sebagai makhluk sosial
yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya
dan alam), dan
3.
Sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai
dengan hakikat kodratinya.
Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan
aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat
kemanusiaannya. Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya
dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo
sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanya
sehingga memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu berbicara (homo
languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo
humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia
berkepercayaan dan beragama (homo religious), sedangkan hewan memiliki daya
pikir terbatas dan benda mati cenderung
tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam.
Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan,
yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan
manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan.
Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator”
terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai
manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia
mencerminkan pribadi manusia sebagai mahluk ciptaan yang paling sempurna
diantara yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan
bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya
masyarakat di dalam suatu Negara.
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas
manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang
tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.
§ Nilai-Nilai Kebudayaan
Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam
dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang
mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan
karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan
prilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi.
ü .Etika
Istilah etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ethos’ yang berarti
adat kebiasaan atau akhlak yang baik. Etika adalah ilmu tentang kebiasaan
perilaku yang baik . Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata
yang dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat. Etika merupakan bagian dari
kompleksitas unsur-unsur kebudayaan. Ukuran etis dan tidak etis merupakan
bagian dari unsur-unsur kebudayaan. Manusia membutuhkan kebudayaan, yang
didalamnya terdapat unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup. Manusia
yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan hidup.
ü Estetika
Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan
sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara
membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan
Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 –
1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang
keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah
estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan
indrawi.
Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di
dalamnya. Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar,
salah, baik, buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana
ia bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya .
Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat
adalah menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah
atau bangsa harus diletakkan di paling awal .
ü Moral
Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan bermoral apabila dapat
mewujudkan kodratnya untuk berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
Problematika kebudayaan
Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika
pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar
yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan
kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini
lah beberapa contoh problematika kebudayaan:
1.
Hambatan budaya yang
berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
2.
Hambatan budaya yang
berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
3.
Hambatan budaya yang
berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4.
Masyarakat yang
terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
5.
Sikap etnosentrisme.
6.
Perkembangan IPTEK
Manusia sebagai makhluk beradab
Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan
dan kebaikan budi pekerti dan akhlak.
Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan
atau kemuliaan kebudayaan manusia.
Sedangkan menurut istilah, adab ialah
“Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri
dari segala sifat yang salah”.
Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan
berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus. Peradaban
berasal dari kata ‘adab’ yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan
etiket. Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas
milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu
pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk
menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa,
system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks.
Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan
kehendak.:
1.
Akal berfungsi sebagai
alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.
Nurani berfungsi
sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.
3.
Kehendak berfungsi
sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan.
Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai
masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat
pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan
lahir batinnya.
Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak
mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan
berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma agama, maka
orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab. Kehilangan
tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa
memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam
kekurangajaran.
Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak
punya kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu.
Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang
hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri
bukan lagi menjadi barang mahal, harga diri
dalam kesendirian maupun di ruang publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua
adalah tempat untuk pemuasan nafsu.
Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan
maju. Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah mencapai
tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan,
teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya. Kebudayaan bersifat
dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor
utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.
1.
Globalisasi Sebagai
Fenomena dalam Peradaban
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia
global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan.
2.
Peradaban Di Indonesia
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi
diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting-
kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi
transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural
seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita.
Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan
nasional yang perlu dijaga kelestariannya. Dengan teknologi informasi yang
semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran
hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika
dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dampak Globalisasi Bagi Peradaban
Manusia
1.
Dampak Positif
o Perubahan Tata Nilai
dan Sikap adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikapmasyarakat yang semua irasional menjadi rasional
o Berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi
masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir
lebih maju.
o Tingkat Kehidupan yang
lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan
transportasi yang canggihmerupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran
dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.
Dampak Negatif
o Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakatmelimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi
barang dengan banyak pilihan yang ada.
o Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa
tidak lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial
o Gaya Hidup
Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di
Indonesia.Budayanegatif yang mulaimenggeser budayaasli adalah anak tidak lagi
hormat kepada orang tua, kehidupan bebasremaja,dan lain-lain.
o Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang
dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang
pemisah antara individudengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangansosial
Tidak ada komentar:
Posting Komentar