Disamping perilaku moral ada juga perilaku tak
bermoral yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial karena sikap
tidak setuju dengan standar sosial yang berlaku atau kurang adanya perasaan wajib
menyesuaikan diri, serta perilaku amoral atau nonmoral yaitu perilaku yang
tidak sesuai dengan harapan sosial karena ketidak acuhan atau pelanggaran
terhadap standar kelompok sosial. Nilai-nilai individual dan standar moral
itulah yang akan mendorong komitmen seseorang untuk melakukan tindakan,
sehingga terjadinya perubahan perilaku. Dan pendidikan akan membantu siswa
untuk memiliki moral yang baik sehingga mereka bertindak dengan cara-cara
yang lebih diterima oleh masyarakat. Perubahan yang terjadi pada prilaku
individu ini karena diperkenalkannya informasi baru yang menyebabkan perubahan
dalam dasar-dasar kepercayaan, nilai dan sikapnya. Kepercayaan yang dimaksud
disini adalah ekumpuln fakta atau opinimengenai keenaran an kebaikan.
Sedanngkan sikap adalah serangkaian kepercayaan yang meentukan pilihan terhadap
objek atau situasi tertntu.
Menurut Kohlberg dalam Djahiri moral diartikan sebagai segala hal yang
mengikat,membatasi, dan menentukan serta harus dianut, diyakini, dilaksanakan
dalam kehidupan dimanapun kita berada.
Selanjutnya, Kama Abdul Hakam mengatakan
bahwa berbicara soal moral berarti berbicara soal perbuatan manusia dan juga
pemikiran dan pendirian mereka mengenai apa yang baik dan apa yang tidak baik,
mengenai apa yang patut dan tidak patut dilakukan. Dari beberapa
pendapat tadi bisa disimpulkan bahwa moral adalah keseluruhan aturan, kaidah
atau hukum yang berbentuk perintah dan larangan yang mengatur perilaku manusia
dan masyarakat di mana manusia itu berada. Dalam perkembangannya kemudian, kata
mos, mores dan moral ini menjadi “moralis-moralitas”. Moralitas
dipergunakan untuk menyebut sebuah perbuatan yang memiliki makna lebih abstrak.
Apabila ditanyakan, apakah moralitas tersebut? Moralitas adalah segi moral baik
maupun buruknya suatu perbuatan. Moralitas menunjuk pada suatu konsep yang
keseluruhannya memaknai suatu perbuatan itu berkenaan dengan hakekat nilai,
terkait dengan kualitas perbuatan manusiawi.
Kata moralitas, yang berasal dari kata sifat
Latin moralis. Ini mempunyai arti yang mirip sama dengan moral, hanya lebih
abstrak. Kita berbicara tentang moralitas suatu perbuatan, artinya memandang
baik buruknya perbuatan dari segi moral. Moralitas adalah sifat moral atau
keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.
Menurut
Sumantri, istilah moral dan moralitas itu tidak sekedar menunjukkan tingkah
laku atau sikap semata, akan tetapi lebih kepada kompleks komponen yang
menyangkut keduanya. Dari asumsi ini, pernyataan moral dan moralitas tidak saja
meliputi komponen sikap, akan tetapi sekaligus tingkah lakunya.
Pemikiran
Lickona ini mengupayakan dapat digunakan untuk membentuk watak anak, agar dapat
memiliki karater demokrasi. Oleh karena itu, materi tersebut harus menyentuh
tiga aspek teori (Lickona), yaitu seperti berikut:
Ø Konsep moral (moral knowing) mencakup kesadaran moral (moral
awarness), pengetahuan nilai moral (knowing moral value), pandangan ke depan
(perspective talking), penalaran moral (reasoning), pengambilan keputusan
(decision making), dan pengetahuan diri (self knowledge).
Ø Sikap moral (moral feeling) mencakup kata hati (conscience), rasa
percaya diri (self esteem), empati (emphaty), cinta kebaikan (loving the good),
pengendalian diri (self control), dan kerendahan hati (and huminity).
Ø Prilaku moral (moral behavior) mencakup kemampuan (compalance),
kemauan (will) dan kebiasaan (habbit).
NORMA-NORMA
MORAL YANG ADA DI MASYARAKAT
Pengertian norma adalah alat untuk mengukur benar salahnya suatu sikap dan tindakan manusia. Normal juga bisa diartikan sebagai aturan yang berisi rambu-rambu yang menggambarkan ukuran tertentu, yang di dalamnya terkandung nilai benar/salah. Norma yang berlaku dimasyarakat Indonesia ada lima, yaitu:
(1) Norma Agama
Adalah suatu norma yang
berdasarkan ajaran aqidah dari suatu agama, yang bersifat mutlak yang
mengharuskan ketaatan penganutnya. Apabila seseorang tidak memiliki iman dan
keyakinan yang kuat, orang tersebut cenderung melanggar norma-norma agama.
Contohnya: orang yang suka mabuk-mabukan, berzina dll. Sanksi dari agama ditentukan oleh
Tuhan. Oleh karena itu, hukumannya berupa siksaan di akhirat, atau di dunia
atas kehendak Tuhan
(2) Norma Kesusilaan
Norma ini berdasarkan pada
hati nurani atau ahlak manusia. Contohnya adalah melakukan pelecehan seksual
(misalnya saja yang sering terjadi di dunia pendidikan sekarang adalah guru
yang memerkosa muridnya). Sanksi pelanggaran atau penyimpangan norma kesusilaan adalah biasanya secara moral
berupa
gunjingan dari lingkungannya dan juga dari hukum bisa
berupa hukuman penjara.
(3) Norma Kesopanan
Adalah norma yang berpangkal
dari aturan tingkah laku yang berlaku di masyarakat. Contohnya saja cara
berpakaian, cara berbicara dengan orang yang lebih tua dll. Dan biasanya bila
ada pelanggaran di dalam norma kesopanan bisa berupa gunjingan dan cemooh dari
orang lain.
(4) Norma Kebiasaan ( Habit)
Norma ini merupakan hasil dari
perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga
menjadi kebiasaan dan bila tidak melakukannya dianggap aneh oleh masyarakat
lain. Contohnya: kegiatan melakukan acara selamatan, acara pada saat kelahiran
bayi dll. Dan biasanya hukumannya berupa cemooh dan gunjingan dari orang lain.
(5) Norma Hukum
adalah peraturan-peraturan yang timbul dan dibuat
oleh lembaga kekuasaan negara. Isinya
mengikat setiap orang dan pelaksanaanya dapat dipertahankan
dengan segala paksaan. Contohya: saat pengendara
melanggar rambu-rambu lalu lintas. Hukumannya bisa berupa denda dari
petugas kepolisian, dan bila pelanggaranhya berat bisa
dengan hukuman penjara dan sesuai
dengan peraturan yang berlaku yang sesuai UU.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa norma adalah
petunjuk hidup bagi warga
yang ada dalam masyarakat, karena norma tersebut mengandung
sanksi. Siapa saja, baik individu maupun kelompok, yang
melanggar norma dapat hukuman yang berwujud sanksi.
NILAI-NILAI
MORAL
Ø Nilai yang berkaitan dengan
perkembangan diri
1.
kepercayaan Kepada Tuhan yaitu: Keyakinan tentang adanya Tuhan sebagai pencipta
alam dan mematuhi segala perintah dan larangannya berlandaskan pegangan agama
masing – masing
2.
.Kerajinan yaitu :Usaha yang berterusan penuh dengan semangat ketekunan,
kecekalan, kegigihan
3.Kasih
Sayang yaitu :Kepekaan dan perasaan cinta yang mendalam serta berkekalan yang
lahir dari pada hati yang ikhlas.
4.Keadilan
yaitu :Tindakan dan keputusan yang saksama serta tidak berat sebelah.
Ø Nilai yang berkaitan dengan
kekeluargaan
.Kasih
Sayang Terhadap Keluarga yaitu :Perasaan cinta, kasih dan sayang yang mendalam
terhadap keluarga. Dan saling menghargai antar keluarga.
Ø Nilai yang
berkaitan dengan alam sekitar
Menyayangi
Dan Menghargai Alam Sekitar yaitu :Kesadaran tentang perlunya memelihara dan
menjaga alam sekitar untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Ø Nilai yang berkaitan dengan HAM
Menghormati
dan saling menghargai orang lain dalam masyarakat, lingkungan maupun
keluarga.
Ø Nilai yang
berkaitan dengan demokrasi
Kebebasan
Bersuara yaitu :Kebebasan dalam mengeluarkan fikiran atau pendapat di dalam
hidup bermasyarakat.
CIRI- CIRI
MANUSIA SEBAGAI PELAKU MORAL
1.Manusia
Sebagai Makhluk Sosial
Di dunia ini mustahil manusia dapat hidup seorang diri. Manusia
akan selalu membutuhkan orang lain dalam melakukan aktivitas kehidupan
sehari-hari. Dalam ilmu sosiologi kita telah pelajari tentang interaksi sosial
dan tentang sosialisasi. Di situ dipelajari bahwa hidup seseorang akan
terkucil, sendirian, dan menjadi gila jika tidak mampu bersosialisasi dan tidak
mau berinteraksi dengan orang lain.
Di samping itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari kelompok masyarakat, karena memang manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dalam hal-hal tertentu dengan masyarakat. Manusia mempunyai naluri hidup bersama dengan orang lain. Naluri hidup bersama itu disebut gregariousness.
Jadi dapat dikatakan bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial (homo socialis) karena selalu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Sedang kan yang di maksud manusia sebagai makhluk sosial (homo socialis) yang bermoral adalah manusia merupakan mkhluk bermasyarakat yang harus mematuhi nilai - nilai, norma, budaya, serta menjunjung tinggi kerjasama. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa manusia pada hakikatnya senang bergaul dan bekerjasama dengan sesama manusia. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan (homo homini socius) artinya : manusia sebagai kawan sesamanya.
Di samping itu, manusia tidak dapat dipisahkan dari kelompok masyarakat, karena memang manusia sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu berinteraksi dalam hal-hal tertentu dengan masyarakat. Manusia mempunyai naluri hidup bersama dengan orang lain. Naluri hidup bersama itu disebut gregariousness.
Jadi dapat dikatakan bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial (homo socialis) karena selalu berinteraksi dengan manusia lainnya dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari. Sedang kan yang di maksud manusia sebagai makhluk sosial (homo socialis) yang bermoral adalah manusia merupakan mkhluk bermasyarakat yang harus mematuhi nilai - nilai, norma, budaya, serta menjunjung tinggi kerjasama. Dari hal tersebut menunjukkan bahwa manusia pada hakikatnya senang bergaul dan bekerjasama dengan sesama manusia. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia merupakan (homo homini socius) artinya : manusia sebagai kawan sesamanya.
Proses
pendidikan dan penyesuaian sebagai Individu dan masyarakat ada dua hal, antara
lain :
-Sosialisasi
: Merupakan proses Integrasi (penggabungan) Individu dengan masyaarakat
terutama penyesuaian sikap dan kebiasaan.
-Enkulturasi:
Proses penyesuaian nilai norma, dan budaya seseorang atau individu.
Ciri-Ciri
Manusia Sebagai Makhluk Sosial yang Bermoral
·
Berusaha
melaksanakan pengendalian diri
contoh : -Tidak bermain saat pelajaran berlangsung
-Memperhatikan guru saat
menjelaskan
-Datang tepat waktu ke sekolah
·
Berusaha
melaksanakan serta senang bekerjasama dan saling menolong dengan sesama
anggota masyarakat.
contoh : -Menjaga kebersihan di lingkungan
-Belajar kelompok
-Bekerja bakti
dilingkungan rumah maupun sekolah.
2.Manusia
Sebagai Makhluk Ekonomi
Walaupun manusia membutuhkan manusia lainnya dalam melakukan
aktivitas kehidupan
sehari-hari,
tetapi manusia tetap memiliki otonomi untuk menentukan nasibnya sendiri. Secara
pribadi, manusia harus memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya.
Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.
Kita tentu paham bahwa setiap manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam. Setiap manusia butuh makan dan minum agar tetap hidup. Manusia membutuhkan pakaian untuk dapat bergaul dengan baik dengan manusia lainnya. Manusia juga butuh rumah sebagai tempat berlindung. Pendidikan, kesehatan, hiburan, dan kebutuhan lainnya juga diperlukan manusia agar hidup lebih layak. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, manusia butuh uang. Untuk mendapatkan uang, manusia harus bekerja. Setelah bekerja dan mendapatkan uang, uang itu kemudian digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Di samping itu, uang tersebut ditabung untuk kebutuhan-kebutuhan yang akan datang. Jadi, manusia selalu penuh perhitungan dalam hidupnya. Karena itulah manusia disebut makhluk ekonomi (homo economicus) karena manusia selalu memikirkan upaya untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi.
Ciri-ciri manusia sebagai makluk ekonomi yang bermoral
- Berusaha melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan.
- Dalam tindakannya untuk memenuhi kebutuhan hendaknya mengetahui faktor moral
- Dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan, manusia memerlukan kerjasama dengan pihak lain.
- Taat kepada norma agama dan hukum yang berlaku
- Berlaku jujur dalam setiap kegiatannya
- Selalu menjaga kelestarian alam
Manusia
dalam melakukan tindakan sebagai makhluk ekonomi hendaknya memiliki
aspek-aspek sebagai berikut :
- Rasional ( yang dimaksud rasional disini adalah manusia di dalam tindakannya selalu mempertimbangkan pengorbanan dengan manfaat dari tindakan yang dilakukan).
- Kepentingan pribadi
- Moral
- Informasi
MAKNA
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK EKONOMI YANG BERMORAL
Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak mungkin hidup sendiri
dalam memenuhi kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, karena memang manusia
diciptakan Tuhan untuk saling berinteraksi, bermasyarakat / bersilaturahmi
dengan sesama serta dapat saling tolong menolong dalam memenuhi kebutuhannya.
Kebutuhan untuk bermasyarakat atau berkumpul dengan sesama merupakan kebutuhan
dasar (naluri) manusia itu sendiri yang dinamakan Gregariousness. Maka dengan demikian
manusia merupakan makhluk sosial ( Homo Socius) yaitu makhluk yang selalu ingin
berinteraksi dengan sesama/ bergaul. Adapun ilmu yang mempelajari manusia
sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama sesamanya
dinamakan ilmu sosiologi.
Manusia dalam memenuhi kebutuhannya di ungkapkan oleh Adam
Smith ( 1723-1790) dalam bukunya yang berjudul “ An Inquiry into the nature and
causes of the wealth of nations”, yaitu Manusia merupakan makhluk ekonomi (
Homo Economicus) yang cenderung tidak pernah merasa puas dengan apa yang
diperolehnya dan selalu berusaha secara terus menerus dalam memenuhi
kebutuhannya (self Interest). Manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna mencapai
kemakmuran selalu mementingkan diri sendiri dan merugikan orang lain. Makhluk
ekonomi cenderung menggunakan prinsip prinsip ekonomi dalam aktifitasnya
- Homo homini lupus = manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya (maksudnya manusia merugikan /membuat kelicikan/ kejahatan terhadap manusia lainnya.
- Homo homini socius = manusia menjadi kawan bagi manusia lainnya.
- Aristoteles (seorang filsuf yunani ) menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang selalu hidup bermasyarakat. (zoon politicon).
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK EKONOMI YANG BERMORAL
Cara
menghubungkan cirri manusia sebagai makluk social dan manusia sebagai makluk
ekonomi adalah contohnya saja dalam kehidupan sehari-hari, jika manusia dalam
usaha memenuhi keinginan dan kebutuhan pribadinya menggunakan segala cara tanpa
memperdulikan apakah cara yang ditempuh itu halal atau haram, merugikan orang
lain atau dengan jalan yang tidak baik, maka manusia itu akan menjadi serigala
bagi manusia lainnya. Manusia yang sudah menjadi serigala bagi manusia lainnya
akan menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. Mereka sering
mengorbankan orang lain. Mereka tidak peduli apakah orang lain itu rugi akibat
perbuatannya. Mereka tidak malu untuk mencari uang dan kekayaan meskipun dengan
cara yang curang. Manusia yang menjadi serigala bagi manusia lain disebut homo
homini lupus.
Sedangkan kita tahu, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Dalam melakukan aktivitas, termasuk bekerja dan usaha mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kita selalu membutuhkan bantuan dan kerja sama dari orang lain. Karena itu, kita tidak boleh berlaku seenaknya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka kita harus memiliki moral dan akhlak ketika kita menjalankan fungsi sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi.
CIRI-CIRI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN EKONOMI YANG BERMORAL
Sedangkan kita tahu, manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini. Dalam melakukan aktivitas, termasuk bekerja dan usaha mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kita selalu membutuhkan bantuan dan kerja sama dari orang lain. Karena itu, kita tidak boleh berlaku seenaknya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Maka kita harus memiliki moral dan akhlak ketika kita menjalankan fungsi sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi.
CIRI-CIRI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL DAN EKONOMI YANG BERMORAL
Manusia sebagai
makhluk sosial memiliki naluri untuk saling tolong menolong, setia kawan dan
toleransi serta simpati dan empati terhadap sesamanya. Keadaan inilah yang
dapat menjadikan suatu masyarakat yang baik, harmonis dan rukun, hingga
timbulah norma, etika dan kesopan santunan yang dianut oleh masyarakat.
Manusia sebagai makhluk sosial
memiliki 2 hasrat yaitu:
1. Keinginan untuk menjadi satu
dengan manusia yang lain di sekelilingnya ( Masyarakat).
2. Keinginan untuk menjadi satu
dengan suasana alam sekitarnya.
Manusia sebagai makhluk ekonomi
memiliki Ciri- ciri yaitu:
- Cenderung melakukan tindakan ekonomi atas dasar kepentingan sendiri
- Cenderung melakukan tindakan ekonomi secara efisien. ( selalu memikirkan perbandingan antara apa yang dikorbankan atau yang dikeluarkan dengan apa yang akan dicapai/hasilnya.).
- Cenderung memilih suatu kegiatan atau aktifitas yang paling dekat dengan pencapaian tujuan yang diinginkan.
Ketiga kecenderungan
ini disebabkan karena kebutuhan atau keinginan manusia yang selalu bertambah
sedangkan sumberdaya atau pemuas kebutuhan sifatnya terbatas. Adapun faktor
yang mempengaruhi perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya adalah:
Faktor Internal:
·
Sikap dan
gaya hidup
·
Selera
·
Pendapatan
·
Intensitas
kebutuhan
Faktor Eksternal:
·
Lingkungan
·
Adat
istiadat
·
Kebijakan
pemerintah
·
Mode / Trend
·
Kemajuan
teknologi dan kebudayaan
·
Keadaan alam
HUBUNGAN ANTARA MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK SOSIAL DAN MAKHLUK EKONOMI YANG BERMORAL
Manusia
dalam memenuhi kebutuhannya tak lepas dari hubungannya dengan orang lain,
karena dengan adanya hubungan tersebut maka apa yang dibutuhkan mungkin dapat
terpenuhi, sebagai contoh; Manusia membutuhkan makan nasi maka ia harus pergi
ke pasar untuk membeli beras pada penjual beras, adapun penjual beras tentunya
mendapatkan beras (membelinya) dari para petani di desa. Hubungan jual beli ini
tentunya akan lebih baik dengan mengindahkan etika dan norma moral yaitu dengan
tidak melakukan kecurangan dalam transaksi jual belinya. Seperti mengurangi
timbangan atau transaksi dengan menggunakan sebagian uang palsu dan berbagai
bentuk kecurangan lainya.
Bila terjadi
kecurangan kecurangan tentunya hubungan antar manusia tidak akan harmonis.
Walau manusia sebagai makhluk ekonomi yang selalu ingin mementingkan diri
sendiri dalam memenuhi kebutuhannya namun tidak dibenarkan untuk melakukan kecurangan
dalam memperoleh apa yang di inginkan. Manusia tidak boleh mengabaikan etika
dan nilai nilai moral didalam hubungannya dengan manusia lain (homo socius) dan
dalam memenuhi kebutuhannya (homo economicus).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar