Nabi
Muhammad saw adalah Rasul pilihan pembawa risalah Islam. Beliau
adalah khatamul anbiya’wal mursalin di muka bumi. Rasulullah saw memiliki
pribadi yang mulia dan akhlak yang terpuji ( baca juga Akhlak Terpuji dalam Islam ).
Oleh karena itu beliau merupakan uswatun
hasanah bagi umat manusia. Nabi
Muhammad dilahirkan di tengah-tengah masyarakat terbelakang yang senang
dengan kekerasan dan pertempuran. Ia sering menyendiri ke Gua Hira, sebuah gua
bukit dekat Mekkah ( baca juga Keutamaan Mekkah al-Mukarramah ),
yang kemudian dikenal sebagai Jabal An Nur karena bertentangan sikap dengan
kebudayaan Arab pada zaman tersebut. Di sinilah ia sering berpikir dengan
mendalam, memohon kepada Allah supaya memusnahkan kekafiran dan kebodohan. Pada
suatu malam, ketika Nabi Muhammad
sedang bertafakur di gua hira, Malaikat Jibril mendatanginya. Jibril
membangunkannya dan menyampaikan wahyu Allah di telinganya. Ia diminta membaca,
ia menjawab “Saya tidak bisa membaca”. Jibril mengulangi tiga kali meminta agar
Muhammad membaca, tetapi jawabannya tetap sama.
Akhirnya Jibril berkata : “Bacalah dengan menyebut Nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari
segumpal darah, bacalah dengan nama Tuhanmu Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan
manusia dengan perantaraan (menulis dan membaca). Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya. Setiap orang beriman wajib meyakini
kebenaran yang dibawa oleh para Rasul, sebagai umat Nabi Muhammad saw kita harus mengikuti dan mengamalkan
ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad
saw, beliau diutus oleh Allah SWT dengan berbagai macam tugas pokok,
diantaranya yaitu :
Memberi Kabar Gembira dan Peringatan
Rasulullah saw memberikan kabar gembira bagi
orang-orang yang beriman kepada Allah SWT, serta mengikuti beliau. Sebaliknya
beliau mengingatkan kepada mereka yang berbuat kejahatan, kemusyrikan, dan
kemaksiatan agar menghentikan perbuatan-perbuatan yang terlarang itu, pahamilah
Firman Allah SWT dalam Surat Fatir ayat 24 : “Sungguh, Kami mengutus engkau dengan membawa kebenaran sebagai pembawa
berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada satupun umat
melainkan di sana telah datang seorang pemberi peringatan”.
Mengajarkan Ketauhidan
Rasulullah saw mengajarkan untuk mengesakan Allah SWT
dan memberantas kemusyrikan yang dilakukan oleh masyarakat Mekkah pada saat
itu. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Anbiya ayat 25 : “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun
sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada
Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku”. Dan dalam
surat Al-Anbiya ayat 163 : “Dan Tuhan
Kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan selain Dia, yang Maha Pengasih
lagi Maha Penyayang”.
Menyempunakan Akhlak, Membangun Manusia Mulia dan Bermanfaat
Rasulullah saw diutus oleh Allah SWT untuk
menyempurnakan dan memperbaiki akhlak umat manusia, sekaligus sebagai contoh
teladan yang baik. Hal ini, sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat
Al-Ahzab ayat 21 : “Sesungguhnya telah
ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Selain itu, Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya aku diutus ke bumi hanyalah
untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. Keluhuran akhlak Nabi Muhammad saw tercermin di seluruh
aspek kehidupan beliau. Kecintaan terhadap masyarakat yang dipimpinnya
menunjukkan kasih sayang yang tulus. Ketika berdakwah beliau mendapat cemohan,
hinaan, tantangan, ancaman, dan pemboikotan dari kaum Quraisy, namun beliau
tidak marah. Nabi Muhammad tidak
membenci bahkan mendoakan mereka agar diampuni oleh Allah SWT, berikut doa Nabi Muhammad Saw “ “Wahai Tuhanku ampunilah dosa-dosa kaumku karena sesungguhnya mereka
tidak mengetahui” (H.R. Muslim). Sungguh Mulia Nabi Besar kita Nabi Muhammad saw.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar